Pengertian
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji, 1993).
Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang
melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan biasanya membawa massa air
yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah fenomena atau
kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal
ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan
kali lebih kecil dari arus horizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat
adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan
suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan
massa air secara vertikal. Laut juga
terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin
meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa
air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien
pada lapisan kedalaman tertentu.
Salah satu tipe upwelling yang sering terjadi adalah
Coastal upwelling. Tipe upwelling ini sebenarnya tidak berbeda dengan upwelling
pada umumnya, hanya saja upwelling ini terjadi di daerah yang dekat dengan
Coastal Range (pesisir). Coastal upwelling adalah tipe
yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan memberikan
banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan
pelagis kecil (sardines, anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien
termasuk nitrate and phosphate, yang merupakan hasil dari dekomposisi materi
organik (dead/detrital plankton) dari permukaan laut. Ketika sampai ke
permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut
dan dan energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses
fotosintesis. Daerah Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi dibanding
dengan wilayah lainnya. Hal ini berkaitan dengan rantai makanan, karena
fitoplankton berada pada level dasar pada rantai makanan di laut. Daearah dari
upwelling antara lain pantai Peru, Chile, Laut arab, western South Africa,
eastern New Zealand, southeastern Brazil dan pantai California. Adapun rantai
makanan di laut adalah sebagai berikut : Phytoplankton -> Zooplankton ->
Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish Karena ini
menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies
kunci dalam zona upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan
coastal upwelling adalah efek Coriolis yang didorong oleh wind-driven yang derung
diarahkan ke sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan
bumi selatan.
Proses Terjadinya Coastal Upwelling
Angin menyebabkan pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan secara horisontal. Untuk memahami pergerakan air secara vertikal tersebut, kita harus tinjau Spiral Ekman. Transport netto lapisan permukaan (dikenal dengan Transport Ekman) adalah 900 ke arah kanan di belahan bumi utara. Normalnya, air permukaan menanggapi gaya tersebut dengan bergerak seperti suatu irisan (Gross, 1992).
Angin yang
mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas,
akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di
atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan
atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan
dengan suhu air permukaan lainnya.
Walaupun sedikit
oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga
cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar
rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya
ikan.
Rendahnya
temperatur permukaan laut menyebabkan hilangnya panas dan mengubah iklim local.
Air bawah permukaan yang dibawa ke permukaan dari kedalaman 100-200 meter kaya
akan nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung
pertumbuhan organisme laut yang menyediakan sekitar setengah perikanan dunia
(Gross, 1992).